BLOGGER TEMPLATES AND Twitter Backgrounds »

Rabu, 09 November 2016

SEJARAH DESA PENAI KECAMATAN SILAT HILIR KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT INDONESIA.



SEJARAH DESA PENAI KECAMATAN SILAT HILIR KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT INDONESIA.
Penai
            Kata penai ini berasal dari sebuah nama sungai, dimana sungai ini merupakan cabangan dari sungai kapuas atau biasa juga di sebut sebagai anak sungai dan dimana sungai kapuas ini merupakan sungai terpanjang di pulau kalimantan sekaligus menjadi sungai terpanjang di indonesia dengan panjang mencapai 1.143 km. Nama sungai kapuas di ambil dari nama daerah kapuas (sekarang kapuas hulu) sehingga nama sungai yang mengalir dari Kapuas Hulu hingga muaranya di sebut sungai kapuas.
                Penai adalah desa kecil yang terdiri dari 2 tanjung yaitu : tanjung hilir dan tanjung hulu. Tanjung hulu biasa disebut sebagai Penai Hulu dan tanjung hilir biasa disebut Penai hilir. Penai kira-kira terdiri dari 300 kaka dan sekitar 837 jiwa yang sebagian besar atau mayoritas suku chines. Desa penai ini tidak termasuk desa yang terpencil di karena kan desa ini mempunyai letak yang strategis dan tidak terlalu jauh dari pusat keramaian misalnya seperti dari kecamatannya Silat Hilir. Desa Penai ini bukan lah desa yang terlalu berpolusi meskipun dekat dengan jalan raya, di karenakan penduduk desa yang tetap ingin menjaga penghijauan di desa nya namun, desa penai ini memiliki keunikan dari desa-desa lain, dimana di tengah-tengah desa tepatnya di antara rumah warga terdapat sebuah danau dan di tengah-tengah danau ini ada sebuah pulau kecil yang kira-kira memiliki panjang sampai 20 meter persegi.
                Pulau kecil ini lebih di kenal dengan nama Pulau Bergerak. Mengapa bisa dikatakan demikian ? Jika mendengar dari namanya tentu kita merasa ada yang aneh dari pulau kecil tersebut. Pulau ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu, menurut cerita para penduduk setempat pulau kecil ini bukan lah pulau sembarang pulau. Dimana pulau ini benar-benar bisa bergerak dalam arti berpindah-pindah tempat dan konon katanya, pulau ini ada penunggunya sebagian masyarakat setempat masih mempercayai hal ini namun, ada juga yang menganggap hal ini sebagai mitos belaka atau hanyalah tahayul yang sengaja di buat dan di karang-karang oleh penduduk setempat. Biasanya pada setiap tiga tahun sekali di lakukan acara pemujaan namun bukan berarti tidak mempercayai Sang Pencipta hanya saja hal ini sudah menjadi tradisis atau kebiasaan dari nenek moyang, agar terhindar dari gangguan-gangguan dari pulau nergerak tersebut. Pada setiap sekali dalam tiga tahun akan di laksanakan acara pemujaan pulau tersebut, maka akan ada banyak orang berdatangan untuk menyaksikan bahkan sekaligus mengikuti acara tersebut karna merasa sangat penasaran dengan apa yang di maksud sebagai pulau bergerak yang terletak di tengah-tengah danau dan danau ini terletak pula di tengah-tengah desa nya. Namun, bukan hanya pulau bergerak tadi yang ada di desa Penai ada juga yang sebuah kolam yang menjadi tempat favorit bagi orang-orang pendatang dan mereka sengaja berkunjung ke desa Penai demi ingin melihat kolam tersebut. kolam ini lebih di kenal penduduk setempat dengan nama Kolam Biru. Kolam biru ini terletak di tengah-tengah tanjung penai hulu dan tanjung penai hilir. Mendengar dari namanya, tentu kita sudah bisa tahu bahwa air di kolam ini berwarna biru, warna air kolam ini bisa berwarna biru bukan karena warna buatan namun bersumber dari mata airnya sendiri. Kolam Biru ini bersebelahan dengan sebuah kolam tepatnya di seberang jalannya kira-kira berjarak sekitar 2 meter dari Kolam Biru yang konon juga katanya kolam ini agak sedikit angker.
            Selain Pulau Bergerak dan Kolam Biru tadi, ada juga suatu tempat yang merupakan tempat tongkrongannya para anak muda, tempat ini bernama Pasir Kuning. Di Pasir Kuning terdapat beberapa kolam-kolam kecil yang menjadi saksi bisu akan keindahan yang tergambarkan dari Pasir Kuning tersebut. Pasir Kuning ini terletak agak sedikit jauh dari pemukiman warga namun, meskipun demikian Pasir Kuning ini tidak pernah sepi di karenakan banyak yang meminati tempat yang satu ini.   Beralih dari tempat-tempat rekreasi yang terdapat di desa Penai, ada juga sebuah bukit yang di namakan sebagai Bukit Penai. Bukit ini berseberangan dengan desa Penai dan bukit ini di kelilingi oleh sebuah desa kecil yang mana desa ini bernama desa Tanjung Keliling. Desa ini bisa di sebut sebagai Tanjung Keliling di karenakan dari ujung ke ujung desa ini nyaris mengelilingi Bukit Penai tersebut. Bukit Penai ini biasanya di jadikan sebagai tempat perkemahan bagi orang-orang pecinta alam untuk berlatih lagi menguji fisik dan mental mereka.
                Karena sebagian masyarakat di desa Penai bersuku Chines, maka pada setiap perayaan tahun baru Cina (Imlek), penduduk merayakannya dengan penuh kehebohan dan kemewahan dimana pada malam tanggal 1 di lanjut kan sampai tanggal 3 akan di adakan acara yang biasa kami sebut dengan pesta hujan kembang api dan di lakukan dari sekitar pukul 20.30 WIB – 01.00 WIB yang di lakukan selama tiga malam berturut-turut untuk memeriahkan perayaan tahun baru cina (Imlek) tersebut. Tidak hanya memeriahkan perayaan tahun baru cina (Imlek) penduduk desa Penai juga biasa merayakan perayaan Cap Gomeh namun, biasanya perayaan ini tidak terlalu semewah dan semeriah pada perayaan tahun baru cina (Imlek). Perayaan Cap Gomeh ini biasa juga di sebut dengan perayaan tambal langit, karena biasanya pada bulan-bulan setelah perayaan tahun baru cina (Imlek) berlangsung maka akan tiba musim hujan dan suku chines mempercayai jika perayaan tambal langit (Cap Gomeh) telah di laksanakan, maka musim hujan akan segera berakhir.
            Penduduk desa Penai mayoritas nya berpenghasilan dari sawit,tambang emas, dan membudidayakan ikan arwana. Penduduk desa Penai bermayoritaskan menganut agama Katolik meskipun demikian ada juga sebagian penduduk yang menganut agama Protestan dan agama Budha. Meskipun demikian, penduduk desa Penai selalu hidup rukun, damai, tentram, dan selalu bersikap toleransi terhadap umat beragama lain. Berbicara tentang agama Budha, di desa Penai terdapat sebuah gedung bekas viara tempat umat beragama Budha melaksanakan ibadah mereka yang terletak di simpang tiga yang tidak terlalu jauh dari gereja Katolik dan yang konon katanya bekas viara ini memiliki kisah-kisah berbau mistis yang dimana menurut penduduk sekitar bekas viara ini di huni oleh mahluk-mahluk halus. Menurut warga kisah ini bukanlah mitos belaka karena penduduk sekitar sering sekali melihat kenampakan sosok mahluk halus dan mendengar suara-suara yang cukup bisa membuat bulu kuduk merinding bila melewati bekas viara tersebut. Penduduk sekitar tidak terlalu menganggap aneh dengan apa saja peristiwa yang sering terjadi di bekas viara tersebut di karenakan sekarang sudah ada viara yang baru yang terletak tidak terlalu jauh dari Kolam Biru dan viara yang lama menjadi terbengkalai dalam arti tidak terawat atau terurus lagi. Desa Penai ini adalah salah satu dari beberapa desa seperti :Seberu, Sejiram, Salat, Sangkan, Tepuai dan masih banyak desa lainnya yang ada di kabupaten kapuas hulu.

1 komentar :

Unknown mengatakan...

semoga sejarahnya dapat dikenang masyarakat setempat.